Senin, 21 Desember 2009

Selasa, 20 Januari 2009

Blessings in disguise!!

Adalah sepasang suami-istri yang sudah lama tidak mempunyai anak.

Suatu hari sang istri ternyata hamil lalu melahirkan seorang anak laki-laki. Semua tetangga mengatakan mereka adalah pasangan yang beruntung. Anaknya laki-laki lagi. Kalau nanti sudah dewasa, bukankah dia bisa bekerja keras dan merawat orang tuanya? Sungguh beruntung mereka punya anak laki-laki.

Ternyata anak tersebut sangat senang kuda. Dia sangat ingin memiliki seekor kuda. Tapi mereka miskin sehingga tidak bisa membeli hewan tersebut. Semua orang mengatakan bahwa mereka benar-benar sial karena miskin, sehingga tidak bisa membeli kuda. Kalau mereka kaya, kan bisa beli kuda? Sial benar.

Suatu hari ayahnya diberi seekor anak kuda oleh pelanggannya yang sering membeli kayu bakarnya. Jadilah anak itu punya seekor kuda. Semua orang mengatakan mereka sangat beruntung. Ingin punya kuda, eh ada yang memberi kuda. Beruntung sekali.

Anak itu pun belajar berkuda. Dia sering berkuda ke mana-mana. Suatu hari, ketika sedang berkuda. ternyata kuda tersebut mengamuk, sehingga anak itu terjatuh dan kakinya patah. Sejak kejadian itu dia menjadi pincang apabila berjalan.

Semua orang menyesali mengapa dia berkuda. Kalau dulu tidak punya kuda, kan dia tidak akan jatuh. Dan kakinya tidak akan pincang. Sial. Mengapa punya kuda? Lebih baik tidak usah punya kuda. Sial sekali.

Setelah anak tersebut menginjak dewasa, ternyata di negara tersebut pecah perang dengan negara lain. Semua pemuda harus menjadi serdadu. Anak pasangan suami-istri itu juga harus mendaftar. Orangtuanya khawatir kalau anak satu-satunya ikut berperang. Semua tetangga merasa kasihan dan menyesali mengapa dulu tidak lahir anak perempuan saja. Kalau anak perempuan kan tidak harus berangkat berperang. Aduh, sial benar, mengapa pasangan itu dulu melahirkan anak laki-laki?

Ketika dilakukan pemeriksaan kesehatan ternyata anak itu yang kini sudah tumbuh menjadi seorang pemuda, tidak diterima sebagai serdadu karena kakinya cacat. Semua orang mengatakan, beruntung sekali dia tidak harus berperang. Coba kalau dulu tidak jatuh dari kuda, dia pasti harus ikut berperang. Untung dulu dia punya kuda. Untung dulu dia jatuh dari kuda. Untung kakinya pincang. Sungguh beruntung dia.

Dari cerita ini, sebenarnya untung dan sial itu apa sih? Kapan seorang disebut beruntung dan kapan kurang beruntung? Ketika anak laki-laki yang lahir, katanya beruntung, tapi ketika dia harus berperang, orang-orang mengatakan mengapa dulu tidak lahir anak perempuan saja?

Ketika dia mendapat kuda, katanya beruntung, tapi ketika dia pincang karena jatuh dari kuda, katanya sial. Orang-orang menyesali mengapa punya kuda. Lalu ketika dia tidak jadi berperang karena pincang, kata orang dia beruntung karena dulu pernah jatuh dari kuda. Untung dulu punya kuda. Untung dia pincang.

Jadi, sebenarnya kapan seseorang sial dan kapan seseorang beruntung? Apakah karena tidak sesuai dengan yang kita harapkan lalu kita katakan sial atau kita anggap musibah? Apakah ketika sesuai dengan keinginan kita, lalu musibah tersebut bisa berubah menjadi keberuntungan? Kapan kita menyesali sesuatu? Kapan kita mensyukuri sesuatu? Mungkin saja apa yang dianggap sial atau musibah hari ini, mungkin bisa berubah menjadi keberuntungan di masa depan.

Melihat berkah

Mengapa? Mungkin karena kita belum bisa melihat blessings in disguise. Kita tidak bisa melihat berkah dibalik musibah. Apa yang dilihat sebagai musibah hari ini, ternyata di kemudian hari baru kita sadari bahwa hal itu mengandung berkah.

Kisah berikut ini pernah saya tulis dari sudut pandang yang berbeda.
Sekali waktu ada seorang pria buta huruf yang bekerja sebagai penjaga sebuah gereja di Amerika Serikat. Sudah sekitar 20 tahun dia bekerja di sana. Suatu hari pemimpin gereja itu dipindahkan ke tempat lain dan digantikan oleh pemimpin baru.

Pemimpin baru ini menerapkan aturan baru. Semua pekerja harus bisa membaca dan menulis agar mereka bisa mengerti pengumuman yang ditempel di papan pengumuman. Penjaga yang buta huruf itu terpaksa tidak bisa bekerja lagi.

Dia sangat sedih dan berjalan pulang dengan lemas. Dia tidak berani langsung pulang ke rumah, tidak berani langsung memberitahu isterinya. Dengan sedih dia berjalan pelan menelusuri jalanan.

Setelah hari gelap sampailah dia di sekitar pelabuhan. Dia pun ingin membeli tembakau. Tapi setelah mencari kemana-mana, setelah mengelilingi beberapa blok, tidak ada satu toko pun yang menjual tembakau. Tiba-tiba, dia berfikir "Tembakau sangat perlu. Tapi di sekitar sini tak ada yang jual tembakau. Aku ingin jualan tembakau saja ah."

Dia pun pulang, lalu dengan penuh semangat menceritakan idenya untuk berjualan tembakau kepada isterinya. Dia tidak lagi menyesali nasibnya yang baru saja kehilangan pekerjaan. Kemudian dia pun membuka kios tembakau. Ternyata tembakaunya laku keras.

Tak berapa lama, dia bisa membuka toko tembakau. Beberapa tahun kemudian dia bisa membuka beberapa cabang toko tembakau di tempat lain. Jadilah dia pedagang tembakau sukses.

Ketika sudah jadi orang kaya, dia pun pergi ke bank untuk membuka rekening. Tapi karena buta huruf, maka dia tidak bisa mengisi formulir. Karyawan bank berkata "Wah, Bapak yang buta huruf saja bisa punya uang sebanyak ini, apalagi kalau Bapak bisa membaca dan menulis, Bapak pasti lebih kaya lagi." Dengan tersenyum dia berkata "Kalau saya bisa membaca dan menulis, saya pasti masih menjadi penjaga gereja."

Waktu dia dipecat, dia merasa sedih, putus asa, dan mungkin menyesali kejadian itu. Peristiwa itu merupakan musibah. Tapi kini, dia bisa melihat bahwa mungkin nasibnya tidak akan berubah menjadi seperti sekarang kalau dulu dia tidak dipecat.

Apa yang dulu merupakan musibah, ternyata kini mendatangkan keberuntungan, menjadi berkah. Mari kita mencoba bersabar dan tabah dalam menghadapi apapun. Berdoa supaya bisa melihat berkah di balik musibah. Do not give up! See the blessings in disguise!

DUA PILIHAN

Pada sebuah jamuan makan malam pengadaan dana untuk sekolah anak-anak
cacat, ayah dari salah satu anak yang bersekolah disana menghantarkan satu
pidato yang tidak mungkin dilupakan oleh mereka yang menghadiri acara itu.

Setelah mengucapkan salam pembukaan, ayah tersebut mengangkat satu topik:

'Ketika tidak mengalami gangguan dari sebab-sebab eksternal, segala proses
yang terjadi dalam alam ini berjalan secara sempurna/ alami. Namun tidak
demikian halnya dengan anakku, Shay. Dia tidak dapat mempelajari hal-hal
sebagaimana layaknya anak-anak yang lain.
Nah, bagaimanakah proses alami ini berlangsung dalam diri anakku? '

Para peserta terdiam menghadapi pertanyaan itu.

Ayah tersebut melanjutkan: "Saya percaya bahwa, untuk seorang anak seperti
Shay, yang mana dia mengalami gangguan mental dan fisik sedari lahir,
satu-satunya kesempatan untuk dia mengenali alam ini berasal dari bagaimana
orang-orang sekitarnya memperlakukan dia"

Kemudian ayah tersebut menceritakan kisah berikut:

Shay dan aku sedang berjalan-jalan di sebuah taman ketika beberapa orang
anak sedang bermain baseball. Shay bertanya padaku,"Apakah kau pikir mereka
akan membiarkanku ikut bermain?" Aku tahu bahwa kebanyakan anak-anak itu
tidak akan membiarkan orang-orang seperti Shay ikut dalam tim mereka, namun
aku juga tahu bahwa bila saja Shay mendapat kesempatan untuk bermain dalam
tim itu, hal itu akan memberinya semacam perasaan dibutuhkan dan kepercayaan
untuk diterima oleh orang-orang lain, diluar kondisi fisiknya yang cacat.

Aku mendekati salah satu anak laki-laki itu dan bertanya apakah Shay dapat
ikut dalam tim mereka, dengan tidak berharap banyak. Anak itu melihat
sekelilingnya dan berkata, "kami telah kalah 6 putaran dan sekarang sudah
babak kedelapan. Aku rasa dia dapat ikut dalam tim kami dan kami akan
mencoba untuk memasukkan dia bertanding pada babak kesembilan nanti'

Shay berjuang untuk mendekat ke dalam tim itu dan mengenakan seragam tim
dengan senyum lebar, dan aku menahan air mata di mataku dan kehangatan dalam
hatiku. Anak-anak tim tersebut melihat kebahagiaan seorang ayah yang gembira
karena anaknya diterima bermain dalam satu tim.

Pada akhir putaran kedelapan, tim Shay mencetak beberapa skor, namun masih
ketinggalan angka. Pada putaran kesembilan, Shay mengenakan sarungnya dan
bermain di sayap kanan. Walaupun tidak ada bola yang mengarah padanya, dia
sangat antusias hanya karena turut serta dalam permainan tersebut dan berada
dalam lapangan itu. Seringai lebar terpampang di wajahnya ketika aku
melambai padanya dari kerumunan. Pada akhir putaran kesembilan, tim Shay
mencetak beberapa skor lagi. Dan dengan dua angka out, kemungkinan untuk
mencetak kemenangan ada di depan mata dan Shay yang terjadwal untuk menjadi
pemukul berikutnya.

Pada kondisi yg spt ini, apakah mungkin mereka akan mengabaikan kesempatan
untuk menang dengan membiarkan Shay menjadi kunci kemenangan mereka?

Yang mengejutkan adalah mereka memberikan kesempatan itu pada Shay.

Semua yang hadir tahu bahwa satu pukulan adalah mustahil karena Shay bahkan
tidak tahu bagaimana caranya memegang pemukul dengan benar, apalagi
berhubungan dengan bola itu. Yang terjadi adalah, ketika Shay melangkah maju
kedalam arena, sang pitcher, sadar bagaimana tim Shay telah mengesampingkan
kemungkinan menang mereka untuk satu momen penting dalam hidup Shay,
mengambil beberapa langkah maju ke depan dan melempar bola itu perlahan
sehingga Shay paling tidak bisa mengadakan kontak dengan bola itu.

Lemparan pertama meleset; Shay mengayun tongkatnya dengan ceroboh dan
luput. Pitcher tsb kembali mengambil beberapa langkah kedepan, dan melempar
bola itu perlahan kearah Shay. Ketika bola itu datang, Shay mengayun kearah
bola itu dan mengenai bola itu dengan satu pukulan perlahan kembali kearah
pitcher.

Permainan seharusnya berakhir saat itu juga, pitcher tsb bisa saja dengan
mudah melempar bola ke baseman pertama, Shay akan keluar, dan permainan akan
berakhir.

Sebaliknya, pitcher tsb melempar bola melewati baseman pertama, jauh dari
jangkauan semua anggota tim. Penonton bersorak dan kedua tim mulai
berteriak, "Shay, lari ke base satu! Lari ke base satu!". Tidak pernah dalam
hidup Shay sebelumnya ia berlari sejauh itu, tapi dia berhasil melaju ke
base pertama. Shay tertegun dan membelalakkan matanya. Semua orang
berteriak, "Lari ke base dua, lari ke base dua!"

Sambil menahan napasnya, Shay berlari dengan canggung ke base dua. Ia
terlihat bersinar-sinar dan bersemangat dalam perjuangannya menuju base dua.
Pada saat Shay menuju base dua, seorang pemain sayap kanan memegang bola itu
di tangannya.

Pemain itu merupakan anak terkecil dalam timnya, dan dia saat itu mempunyai
kesempatan menjadi pahlawan kemenangan tim untuk pertama kali dalam
hidupnya. Dia dapat dengan mudah melempar bola itu ke penjaga base dua.
Namun pemain ini memahami maksud baik dari sang pitcher, sehingga diapun
dengan tujuan yang sama melempar bola itu tinggi ke atas jauh melewati
jangkauan penjaga base ketiga. Shay berlari menuju base ketiga.

Semua yang hadir berteriak, "Shay, Shay, Shay, teruskan perjuanganmu Shay">
Shay mencapai base ketiga saat seorang pemain lawan berlari ke arahnya dan
memberitahu Shay arah selanjutnya yang mesti ditempuh. Pada saat Shay
menyelesaikan base ketiga, para pemain dari kedua tim dan para penonton yang
berdiri mulai berteriak, "Shay, larilah ke home, lari ke home!".

Shay berlari ke home, menginjak balok yg ada, dan dielu-elukan bak seorang
hero yang memenangkan grand slam. Dia telah memenangkan game untuk timnya.

Hari itu, kenang ayah tersebut dengan air mata yang berlinangan di wajahnya,
para pemain dari kedua tim telah menghadirkan sebuah cinta yang tulus dan
nilai kemanusiaan kedalam dunia.

Shay tidak dapat bertahan hingga musim panas berikut dan meninggal musim
dingin itu. Sepanjang sisa hidupnya dia tidak pernah melupakan momen dimana
dia telah menjadi seorang hero, bagaimana dia telah membuat ayahnya bahagia,
dan bagaimana dia telah membuat ibunya menitikkan air mata bahagia akan sang
pahlawan kecilnya.

Seorang bijak pernah berkata, sebuah masyarakat akan dinilai dari cara
mereka memperlakukan seorang yang paling tidak beruntung diantara mereka.

Kisah Penyanyi dan Suaminya

Ada kisah nyata seorang penyanyi terkenal di Eropa, seorang wanita yang memiliki suara yang bagus sekali. Wanita ini bersuamikan pemain musik, pemain keyboard, dan seorang pengarang lagu. Begitu pandainya sang suami ini tentang lagu, nada, birama, tangga nada dan hal-hal lain di bidang musik semacam itu, sehingga dia selalu menemukan apa yang harus dikoreksi ketika isterinya menyanyi.

Kalau isterinya menyanyi selalu saja ada komentar dan kritik seperti; bagian depan kurang tinggi, lain kali dia berkata bagian ini kurang pelan, lain kali dia berkata bagian akhir harusnya "kres"..naik sedikit, dsb..selalu saja ada komentar pedas yang dia lontarkan kalau isterinya menyanyi dan bersenandung. Akhirnya sang wanita malas menyanyi. Dia berkeputusan. ..wah gak usah nyanyi aja deh, apa aja salah terus, nyanyi apa aja ada yang kurang. Enggak usah nyanyi kalau nyanyi kadang malah bertengkar.. .

Singkat cerita, karena suatu musibah, sang suami meninggal dan lama setelah itu si wanita menikah lagi dengan seorang tukang ledeng. Tukang ledeng ini tidak tahu menahu soal musik. Yang ia tahu isterinya bersuara bagus dan dia selalu memuji isterinya kalau bernyanyi.

Suatu ketika isterinya bertanya: "Pak, bagaimana laguku pa?" dan dia berkata kepada isterinya: "Ma...saya ini selalu ingin cepat pulang karena mau dengar engkau menyanyi, ma!!"

Lain kali dia berkata,"Ma. .kalau saya tidak menikah dengan engkau, mungkin saya sudah tuli kali ma..., karena bunyi dentuman, bunyi gergaji, bunyi cericit drat pipa ledeng, gesekan pipa ledeng dan bunyi pipa lainnya yang saya dengar sepanjang hari kalau saya bekerja....Sebelum saya menikah denganmu ma...saya sering mimpi dan terngiang-ngiang suara-suara gergaji dll
yang tidak mengenakkan itu ketika tidur. Sekarang setelah menikah dan sering mendengar engkau menyani...lagumulah yang terngiang-ngiang. "

Istrinya sangat bersuka cita, tersanjung merasa diterima dengan pujian yang diterimanya dan membuat dia gemar bernyanyi, bernyanyi dan bernyanyi... Mandi dia bernyanyi, masak dia bernyanyi dan tanpa disadarinya dia berlatih, berlatih dan berlatih. Suaminya mendorong hingga dia mulai merekam dan mengeluarkan kaset volume pertama dan ternyata disambut baik oleh masyarakat.

Wanita ini akhirnya menjadi penyanyi terkenal, dan dia terkenal bukan pada saat suaminya ahli musik, tetapi saat suaminya seorang tukang ledeng, yang memberinya sedikit demi sedikit pujian ketika dia menyanyi.

Sedikit pujian memberikan penerimaan.. .sedikit pujian memberikan rasa diterima... memberikan dorongan... semangat dan dorongan untuk melakukan hal yang baik dan lebih baik lagi. Sedikit pujian dapat membuat seseorang bisa meraih prestasi tertinggi yang bisa diraihnya.

Omelan, bentakan, kecaman, amarah atau kritik yang tidak membangun tidak banyak merubah... Karena itu marilah kita saling memberikan sedikit pujian satu dengan yang lain.

Malaikat kecilku

Hari ini hari minggu. Seperti hari-hari minggu sebelumnya, aku datang ke gereja lebih awal untuk mempersiapkan ibadah remaja. Ini memang sudah menjadi tugasku sebagai seksi perlengkapan. Pada saat aku sedang menyiapkan OHP, aku melihat ada seorang anak perempuan yang datang dan langsung duduk di pojok belakang. Aku tak pernah melihat anak ini. Aku pun tak berani menyapanya. Namun pada minggu-minggu berikutnya, aku melihat dia begitu rajinnya datang lebih awal dan duduk di tempat yang sama. Aku kemudian memberanikan diri untuk menyapanya. Namun pada saat aku mengulurkan tanganku, dia malah menampiknya. Aku pun menjadi kesal dan meninggalkannya.

Pada minggu selanjutnya, aku bertanya pada Pembina komisi ku. Dan dia pun menjawab bahwa anak itu ternyata bisu dan dia ga berani buat deket-deket ama orang karena di gerejanya yang dulu dia sering diolok-olok.

Aku mengerti. Namun keinginanku untuk mendekatinya semakin besar. Pada minggu berikutnya aku pun kembali mendekatinya dan mengajaknya kenalan. Melihat niat baikku dia pun membalas salamanku. Kemudian dia mengeluarkan secarik kertas dan menulis namanya di sana. N-A-T-H-A-N-I-A. Itulah namanya. Kemudian aku pun mengajaknya untuk berkenalan dengan teman-teman yang lain.

Minggu berganti minggu,bulan berganti bulan,dan tahun berganti tahun. Kami menjadi sangat akrab. Aku dan dia banyak mensharingkan tentang kehidupan kami masing-masing, mensharingkan tentang apa yang kami dapat di ibadah tiap minggunya. Aku pun berjanji padanya akan selalu ada di sampingnya dan akan menjadi sahabat sejatinya.

Pada suatu minggu, aku tak melihatnya di gereja. Aku terus menunggunya namun sampai ibadah selesai pun aku tak melihatnya. Aku pun bertanya pembina komisi, namun jawaban yang kudapat sangat mengecewakan. Pembina kami tidak memiliki data yang akurat mengenai Nathania. Namun aku tak putus asa. Aku mencari tahu dimana gerejanya yang dulu. Aku pergi ke sana dan Puji Tuhan aku mendapatkan alamatnya.

Jln. Bunga LR 8 / No. 3C. Begitulah yang tertulis di kertas ini. Rumah ini kelihatan sangat lusuh. Rumah ini terbuat dari kayu namun kayu-kayunya pun kelihatan sudah sangat lapuk. Tanpa pikir panjang aku pun mengetok pintu rumah itu. Yang membukakanku seorang wanita setengah baya yang akhirnya kuketahui adalah mama Thania. “Mau cari siapa Mba?” tanyanya. Aku pun bertanya, “Apa benar ini rumah Nathania? Aku adalah sahabatnya. Sudah beberapa minggu aku tak melihatnya di gereja.” Kemudian wanita itu pun menangis. Dia pun membawaku ke sebuah ruangan. Aku sangat terkejut. Di sudut ruangan itu aku melihat Thania sedang berbaring tak berdaya. Dia terbaring di lantai hanya beralaskan kardus bekas. Wajahnya sangat pucat. Saat itu yang ada di pikiranku hanyalah “Tuhan,apa benar dia Thania, sahabatku yang ceria???”

Lalu mama Thania membawaku ke ruangan lain. Dia pun mulai bercerita tentang Thania sambil terus menangis. “Thania adalah seorang anak yang lucu,ceria,dan lincah. Dia sangat senang menyanyi. Dia juga sering diajak anak tetangga untuk menyanyi bersama. Tapi suatu hari, ayah Thania yang adalah seorang pelaut, pulang dalam keadaan mabuk berat. Ketika itu juga Thania datang mendekatinya dan ingin memeluknya. Tapi tak disangka, dia malah mendorong Thania hingga jatuh. Kepala Thania pun membentur keras ke tembok. Saat itu Thania langsung tak sadarkan diri dan dari kepalanya darah terus mengucur. Ibu langsung mengangkat Thania dengan maksud ingin membawanya ke rumah sakit, namun ayahnya melarang. Ayah Thania bilang kalo ibu berani melangkahkan kaki ibu keluar dari rumah itu maka untuk selamanya ibu tak usah lagi kembali ke rumah itu. Karena melihat keadaan Thania yang sudah sangat parah, ibu pun langsung lari keluar rumah dan membawa Thania ke rumah sakit. Setelah Thania diperiksa, dokter pun memberi tahu ibu kalo keadaan Thania memang sangat parah. Thania mengalami pembekuan darah di kepalanya dan juga dia mengalami shock yang sangat berat. Dan mulai dari sana, Thania mengalami kebisuan. Tiap bulan dia harus dibawa check up ke rumah sakit. Untung saja ada sanak saudara kami yang bersedia membantu meringankan beban ibu. Ibu sangat bangga memiliki anak seperti Thania. Dia tidak pernah menyalahkan ayahnya. Dia bilang ayahnya ga bersalah, karena saat itu ayahnya lagi mabuk. Dia mau memaafkan ayahnya, krn menurut dia Tuhan Yesus saja mau memaafkan setiap orang yang bersalah padaNya, mengapa Thania tidak. Dia benar-benar anak yang luar biasa.” Aku sangat terharu mendengar semua cerita mama Thania. Thania memang selalu menceritakan apapun kepadaku tetapi mengenai kebisuannya tak pernah diceritakannya padaku. Kemudian ibu Thania melanjutkan ceritanya, “Dulu Thania juga memiliki seorang teman dekat. Thania menceritakan perihal kebisuannya. Namun di luar dugaan, temannya itu malah menceritakaannya kepada teman-teman yang lain. Thania jadi sering diejek. Namun Thania tetap sabar.” Aku pun bertanya mengapa Thania pindah gereja, apa dia kepahitan sama teman-temannya itu. Tapi ibunya berkata, “Saat Thania mau pindah gereja, dia bilang sama ibu kalo dia sudah menghambat pertumbuhan rohani teman-temannya. Ia membuat teman-temannya semakin jatuh dalam dosa, jadi lebih baik dia pindah saja.” Sungguh Thania adalah sosok yang luar biasa. Aku sangat kagum dan bangga sama dia. Seorang gadis remaja dengan segala kekurangannya yang bisa membuat dia bersungut-sungut sama Tuhan, namun tak dilakukannya. Dia selalu mengucap syukur. Saat ini hidupnya tidak akan lama lagi. Dokter memprediksikan kalo Thania hanya dapat bertahan 1 minggu lagi. Pembekuan darah di kepalanya sudah semakin parah

Setiap hari aku datang menjenguknya,menceritakan kepadanya apa saja yang aku alami sepanjang hari. Aku pun berjanji akan menemaninya sepanjang sisa hidupnya yang tinggal seminggu.

Tetapi sungguh di luar dugaan. Apa yang Tuhan kehendaki lain. Di hari yang ke-4 aku menemaninya, dia pergi meninggalkanku dan ibunya. Dia sempat membuka matanya sejenak dan tersenyum kepadaku dan kepada ibunya. Dia kelihatan sangat bahagia. Aku pun tersenyum padanya. Aku merelakan kepergiannya. Aku tahu, Tuhan sudah menyediakan tempat yang terindah buat Thania. Tempat dimana dia bisa lebih mengekspresikan dirinya. Tempat dimana dia bisa mamaksimalkan talentanya. Aku benar-benar bersyukur dia pernah hadir dalam hidupku. Dia mengajarkanku banyak hal tentang kehidupan. Dia benar-benar seorang gadis yang luar biasa. Thanx Nath buat semua yang udah kau ajakan padaku. Engkau selalu ada di hatiku. Aku menyayangimu malaikat kecilku. Selalu dan tak pernah lenyap di hatiku

Kamis, 14 Agustus 2008

sekolah gratisssssss

> > > Jika tidak berkeberatan, tolong sebarkan info berikut.. JIka anda mengenal atau mengetahui ada anak miskin atau dari golongan kurang mampu, lulus SD (berijasah) tetapi tidak dapat meneruskan ke SMP, umur max 18 tahun, tinggal di Jakarta Selatan,
dapat menghubungi Ibu Ade, Pancoran Timur> > > VIII no. 4B Jakarta 12770 telp. 7990412 HP. 085691500258, Untuk selanjutnya akan disurvei. Jika tidak ada halangan tahun ini akan dibuka sekolah rakyat (SMP terbuka) gratis di Jakarta Selatan khusus untuk anak miskin dan dari golongan tidak mampu ..


> > > Best Regards,


> > > Ade Andria Outreach Sampoerna
> > > Foundation Sampoerna Strategic Square Tower A, 27th Floor Jl. Jendral Sudirman (bantu forward yah).

> > > thanks.


> > > SALAM SUKSES :)

NILAI DIRI

Dear: My friends ^_^


"Nilai diri"

Ada 3 minuman kaleng soft drink. Ketiga minuman kaleng tersebut diproduksi di pabrik yang sama. Ketika tiba harinya, sebuah truk datang ke pabrik mengangkut minuman soft drink tersebut dan menuju tempat yang berbeda-beda untuk pendistribusian.

Pemberhentian pertama adalah supermarket lokal. Minuman kaleng pertama diturunkan disini. Minuman tersebut dipajang di rak bersama dengan minuman kaleng lainnya dan diberi harga Rp. 4.000,-

Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar. Di sana, minuman kaleng kedua diturunkan. Minuman dalam kaleng tersebut ditempatkan di dalam kulkas supaya dingin dan dijual dengan harg Rp. 7.500,-

Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yang sangat mewah. Minuman kaleng ketiga diturunkan di sana. Minuman kaleng tersebut tidak ditempatkan di rak atau didalam kulkas. Minuman dalam kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan. Dan ketika dikeluarkan, minuman ini dikeluarkan bersama dengan gelas kristal berisi batu es. Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka minuman dalam kaleng tersebut, menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan menyajikannya ke pelanggan. Harganya Rp. 60.000,-

Sekarang pertanyaannya adalah: Mengapa ketiga minuman dalam kaleng tersebut memiliki harga yang berbeda padahal diproduksi dari pabrik yang sama, diantar dengan truk yang sama, dan bahkan mereka memiliki rasa yang sama?

Lingkungan mencerminkan Harga
Lingkungan berbicara tentang RELATIONSHIP.

Apabila Anda berada di lingkungan yang bisa mengeluarkan yang terbaik dari dalam diri Anda, maka Anda akan menjadi cemerlang. Tapi bila Anda berada di lingkungan yang meng-kerdil-kan diri anda, maka Anda akan menjadi kerdil.

Orang yang sama, bakat yang sama, kemampuan yang sama + lingkungan yang berbeda = NILAI YANG BERBEDA :-)

Blessing;

David

Senin, 28 Juli 2008

GOD Help Me, tanggal bersejarah

Saatnya gw melupakan semuanya, supaya gw berkenan di hadapan Allah, telah lama gw mengasihani diri sendiri, dan ga sembuh2 dari luka ini..
Kadang tamparan itu perlu untuk menyadarkan ku, tak peduli itu sakit, dan membuat ku terbangun. Aku lebih suka kritik yang membangun daripada pujian yang kosong.

Awalnya sangat sulit untuk melupakan semuanya, tapi percaya Aku pasti mampu karena ada Babeh Jesus yang sangat peduli buat hidupku..

Sedih seh, pengen berontak. Tapi ku harus taat jalanin semuany.. Aku mau balik lg ke Rancangan Babeh, bukan Rancangan-Ku

Aku mau Intim lg sama Babeh, aku mau hidupku berkenan di hadapan Nya lagi,
AKu mau berdoa buat anak binaanku, aku mau berdoa buat komselku,
aku mau
aku mau
aku mau
aku mau

Pokoknya Aku mau jadi berkat buat orang yg membutuhkan hidupKu
Telah lama aku menutup mata dan telinga dan fokus pada diri sendiri.

Jadilah dewasa David, kamu pasti bisa. 1 2 3 YES!!!!

Sabtu, 28 Juni 2008

Tuhan lah Kekuatanku

Layakkah ku tuk menyembah-Mu?
Layakkah ku tuk berdoa dan meminta sesuatu?
Layakkah ku tuk jadi anak-Mu

Pap.......
Dalam ruang gelap ku sediri
Dalam kebimbangan ku tak pasti tuk melangkah
Ku yang selalu kecewa kan hati-Mu
Membuat-Mu selalu meneteskan airmata

Dalam hujan ada kesejukan
Kala daud bertempur dengan Goliat
Kau pun yang pake aku seperti daud
aku mau ikut teladan daud
Ia yang punya respon hati yang benar
Yang ditegur, selalu berbalik dan bertobat

God.. thanks for everything
sehingga aku dapat menikmati proses yang kau beri
thaks God, buat orang2, mentor, temen2 yang udah Papi kaseh buat jagain hidupku
Aku bangga loh sama kalian, tetep selalu jadi pagar yah buat hidupku